5/31/2008

Tips Mengendarai Mobil Saat Banjir

Musim banjir tiba. Perlu perhatian khusus saat Anda mengendarai dan merawat kendaraan bermotor. Salah-salah, kendaraan bisa rusak parah dan jiwa terancam.

Menurut pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, ada tiga risiko utama saat jalan tergenang air, yakni macet, mogok, dan kecelakaan. Untuk menghindari kerugian akibat tiga hal itu, perlu antisipasi dini.

Antisipasi dimulai dari pengenalan medan tempat Anda biasa beraktivitas. Kalau bisa, jauh hari sebelum hujan, kumpulkan informasi mengenai lingkungan Anda, mulai dari rumah, kantor, pusat perbelanjaan, dan akses jalan yang menghubungkan tempat-tempat tersebut.

Identifikasi setiap kondisi yang bisa menimbulkan genangan air dan banjir, seperti sungai, cekungan, pintu air, bendungan, dan tampungan air seperti rawa, empang, tambak, dan sawah. Saat hujan turun, hafalkan akibatnya terhadap jalan, seperti di mana muncul genangan air, kerusakan jalan, dan titik-titik kemacetan.

Setelah itu, buat rencana perjalanan. Monitor kondisi terakhir rute yang akan dilalui melalui radio, televisi, atau internet. Siapkan rute-rute alternatif.

Kenali kendaraan

Kenali betul kendaraan yang Anda digunakan. Banyak mobil dan sepeda motor mogok atau mengalami kecelakaan saat banjir karena pemiliknya tak tahu spesifikasi kendaraan. Kenali tipe kendaraan, jenisnya, tipe mesin, hingga letak dan fungsi bagian-bagian yang rawan terkena air.

"Jenis mobil yang berbeda memiliki antisipasi berbeda pula. Mobil bensin berbeda dengan diesel misalnya," ucap Jusri.

Langkah selanjutnya, persiapkan kendaraan untuk melalui medan basah. Lindungi bagian kelistrikan yang tak boleh kena air, seperti distributor, koil, busi, dan ECU (electronic control unit).

"Periksa kondisi kabel dan sambungannya, jangan sampai ada yang terbuka atau lecet karena bisa korsleting. Semprot bagian-bagian rawan itu dengan insulator anti-air," katanya.

Pastikan ban memiliki alur-alur pembuang air cukup besar dan dalam kondisi bagus. "Alur-alur ban berfungsi membuang air di antara ban dan permukaan jalan sehingga ban masih mencengkeram jalan. Pastikan kedalaman alurnya tak kurang dari dua milimeter," ujar mantan pembalap ini.

Tak kalah penting memeriksa kondisi wiper, AC, dan pemanas kaca belakang (defogger). Ini berkaitan dengan daya pandang pengemudi. Karet wiper sebaiknya ganti setiap dua tahun karena karet yang lelah (fatigue) dan keras tak menghapus air dengan sempurna. AC yang tak beres menimbulkan embun pada kaca. Sementara defogger berfungsi memanaskan kaca belakang agar tak muncul embun.

Jangan memaksakan

Saat bertemu genangan air, perhatikan lintasan di depan sebelum menerjang air. Ukur kedalaman air dan perkirakan kondisi jalan. Dalam kondisi tertutup air, Anda tak tahu apakah kondisi jalan mulus atau berlubang.

"Jika ada mobil di depan, bisa diukur seberapa dalam genangan air. Kalau tak ada kendaraan di depan, lebih baik Anda turun dan lakukan pengecekan langsung," tuturnya.

Jika genangan terlalu dalam, jangan memaksa melewatinya. Putar balik kendaraan atau jika tak mungkin, matikan mesin dan dorong kendaraan pada posisi aman di pinggir jalan, kunci rapat, dan tinggalkan. Nyawa Anda lebih berharga dari mobil semewah apa pun.

"Jangan lupa, usahakan melepas ECU sebelum meninggalkan mobil dan simpan di tempat kering," kata Jusri.

Bila genangan masih mungkin dilewati, kemudikan mobil dengan ekstra hati-hati. Untuk menghindari mogok, jaga putaran mesin konstan. M Taqwa, mekanik bengkel Gardenspeed, mengingatkan mitos yang menyatakan saat menerjang air putaran mesin harus tinggi.

"Padahal makin tinggi putaran bisa terjadi water hammer. Injak gas seperlunya, cukup untuk membuat mobil bergerak," ucapnya.

Masukkan persneling pada gigi paling rendah (gigi 1 pada mobil transmisi manual, posisi L atau S pada transmisi otomatis), matikan sementara semua perangkat yang membebani kerja mesin, seperti AC dan sistem audio, buka kaca jendela, lalu jalan pelan-pelan. Jaga jarak mobil Anda dengan kendaraan di depan.

Bila mesin mati di tengah banjir, jangan mencoba menghidupkan kembali. Segera netralkan persneling, lepas kabel negatif dari aki mobil untuk menghindari korsleting, dan dorong mobil ke pinggir untuk memberi jalan kendaraan di belakang. Setelah itu, dorong mobil ke tempat aman dan kering.

Begitu memungkinkan, periksa dan keringkan seluruh komponen sistem pengapian dan kelistrikan mesin mobil. Periksa juga filter udara, kondisi oli mesin, dan oli transmisi. Jika bagian-bagian tersebut sudah tercampur air, jangan mencoba menghidupkan mesin mobil (oli yang tercampur air berwarna coklat encer seperti kopi susu). Telepon mobil derek untuk menarik mobil Anda ke bengkel terdekat. (DAHONO FITRIANTO)

Tidak ada komentar: